Minggu, 01 Juni 2008

Korban Lapindo

Korban Lumpur Lapindo Ulang Tahun Ke-2
Genap dua tahun sudah masyarakat Porong, Sidoharjo merasakan sengsara diusir dari rumah mereka dan harus mengungsi di barak-barak pengungsian dan pasar-pasar. Sudah jatuh tertimpa tangga, itu yang dirasakan masyarakat porong sidoharjo yang mana mereka adalah korban meluapnya lumpur hasil pengeboran gas bumi oleh PT Lapindo berantas. Tepatnya 29 Mei 2006 yang lalu PT Lapindo Berantas mengebor tanah untuk diambil gas bumunya, tetapi apa yang terjadi karena kegagalan pengeboran sehingga terjadi retakan dan Lumpur pun meluap dari samping alat bor yang digunakan PT Lapindo Berantas, tak urung usai semburan Lumpur Lapindo semakin meluas dan menenggelamkan banyak rumah warga.
Semakin sengsara rumah warga yang harusnya diganti sampai sekarang tidak kunjung ada titik terang dari pemerintah agar segera mengganti lahan masyarakat Porong, Sidoharjo. Bahkan pada ari kamis 28/2/2008 yang lalu Menteri Keuangan (MENKEU) Sri Mulyani mengatakan, anggaran Negara yang dipakai untuk mengganti tiga desa di Sidoharjo karena semburan lumpur panas PT Lapindo Berantas jelas membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Untuk membeli tiga desa yang akan dipakai untuk menyalurkan lumpur ke Sungai Porong, pemerintah mengambil Rp 700 miliar dari APBN-Perubahan yang sedang dibahas pemerintah."Untuk bayar gaji saya saja beban," ujar Sri Mulyani sebelum rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (28/2).(kompas)
Adanya beban untuk APBN untuk membayar gajinya itu dikemukakan Sri Mulyani untuk membandingkan beban APBN untuk membayar tiga desa yaitu Desa Pejarakan, Kedung Cangkring, dan Besuki. Menurut Ani, selama ini tidak ada pos dalam APBN untuk pembayaran lahan yang terdampak semburan lumpur Lapindo. "Ini akan jadi pos BPLS. Tidak ada pos sebelumnya, berarti baru. Akan jadi uang tambahan dan beban baru," ujarnya.
Menurut skema dalam Perpres No 14/2007, pemerintah akan mengganti lahan para korban lumpur Lapindo dengan membayar terlebih dahulu 20 persen dari Rp 700 miliar. Meskipun 20 persen, angka yang dimaksud itu Rp 170 miliar, bukan 140 miliar. Ada Rp 30 miliar yang tidak jelas kegunaannya. Mengenai langkah membawa niat pemerintah mengeluarkan Rp 700 miliar ini ke DPR untuk mendapat persetujuan DPR, Ani minta dukungan agar DPR mau menyetujuinya.
Sudah tidak mendapatkan ganti dari pemerintah dengan sepadan, makanan yang dulunya disediakan pun disetop sehingg warga korban lumpur Lapindo yang mengungsi di Pasar Baru Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, melakukan aksi unjuk rasa, Senin 28 April 2008 Mereka menuntut Lapindo Brantas Inc (LBI) untuk membatalkan rencana penghentian jatah makan pada 1 Mei mendatang.
Sejak pukul 07.00 sekitar 500 warga Desa Renokenongo, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan itu, telah berkumpul di Pasar Pagi Porong dengan membawa spanduk dan poster tuntutan mereka. Warga segera mengarahkan aksi mereka menuju Jalan Raya Porong yang hanya berjarak 200 meter dari pasar. Namun, ketika tinggal berjarak 50 meter dari Jalan Raya Porong, tepatnya di Jalan Bhayangkari, iring-iringan warga dihadang sekitar 100 aparat kepolisian dari Polres Sidoarjo.
Kericuhan pun sempat terjadi ketika warga, yang dalam aksi ini juga didukung oleh 35 mahasiswa Universitas Islam Malang, merangsek maju menerobos barikade polisi untuk menutup Jalan Raya Porong. Insiden baku pukul dan saling dorong antara polisi dan warga pun terjadi sekitar 10 menit. Satu orang warga diamankan polisi dalam insiden tersebut.
Harus di bawah kemana bangsa ini yang tidak becus merawat masyarakatnya, sampai sekarang tidak ada penyelesaian yang klongkrit tentang korban dan tanah yang tergenang lumpur lapindo itu sendiri, memang sekarang sudah ada sebagian yang direlokasi ke Perumahan Kahuripan Nirwana Village yang dikelola oleh antek PT Lapindo berantas yakni PT Minarak Lapindo.
Saking putus asanya dan untuk memperungati 2 tahun meluapnya lumpur Lapindo yang sudah menenggelamkan 12 Desa di Sidoharjo, sekitar 20 orang korban Lapindo melakukan Tahlilan dan doa bersama di depan Istana Negara, Kamis (29/5) sore.
“Tahlilan kami lakukan sore tadi dari pukul 16.00 – 17.00 di depan istana bersamaan dengan adanya demo dari Front Pembebasan Nasional” ujar Bambang.
Tetap bela korban Lapindo.............., merdekakan Korban Lapondo....... Merdeka.........!

Tidak ada komentar: